[Sharing] Merawat Bayi Prematur – Bagian 2 (saat di rumah)

Setelah deg-degan berulang kali di bagian 1, ternyata ada bagian lebih menyeramkan di bagian kedua ini. Saat Aira dirumah sakit, kalo terjadi sesuatu yang urgent, masih ada suster dan dokter yang sigap, dan lingkungan rumah sakit juga pastinya cepat tanggap.

Nah kalo udah di rumah dan ada apa-apa gimana? Saya harus bagaimana? Kalopun harus bawa Aira segera ke rumah sakit, masih perlu waktu 15 menit mencapai rumah sakit terdekat dari rumah. Itu kalo bundanya lagi ‘pinter’, lah kalo bundanya lagi ‘oon’ bengong aja gimana? Huhuhu …

1. Demam pertama

Hari-hari terakhir menjelang Aira boleh dibawa pulang kerumah, Ayah Bunda kok mendadak ‘demam panggung’ ya? Udah coba segala macam vitamin dan antioksidan *kalo bundanya dapat suplemen ini dari resep dokter, tapi tetep drop juga. Jadi yang bisa kami lakukan sekarang mencari cara agar Aira tidak tertular virus common cold kami.

Kami menyiapkan kamar sebersih mungkin, membersihkan kasur dengan mesin penghisap debu (beli baru loh alatnya), mbersihin AC, beli ion generator plasmacluster (ini juga beli baru dari program cicilan 0% 12 bulan hahaha niat ya…niat ngutang), sampe cara sederhana dengan menggunakan masker.

Aira - 1 bulan dan Ayah yang selalu memakai masker saat berdekatan dengan Aira

Aira – 1 bulan
Ala-ala IMD dengan Ayah

Tapi toh si bayi prematur yang katanya sistem imunnya rendah dan rentan sakit itu akhirnya tertular juga. Aira mendadak demam di suatu sore menjelang malam. Dan saya – bundanya yang songong banget saat Aira demam di NICU, yang mempertanyakan kenapa dikit-dikit langsung antibiotik, yang sangat memuja konsep RUM – mendadak panik tingkat dewa. Rasanya saya akan menghalalkan segala cara termasuk merelakan jika Aira harus dirawat di NICU lagi (sebelum pulang beberapa suster di NICU sempet komen, biasanya bayi prematur baru seminggu dibawa pulang udah dibawa balik ke NICU lagi karena sakit-sakitan. Dan saya membatin, itu karena ibunya bukan saya hehehe *tuh saya memang songong beneran ya).

Dan sayapun mengirim sms ke SEMUA ibu-ibu yang ada di phone list saya, bertanya apa yang harus dilakukan jika anak demam? Beruntungnya saya dikelilingi komunitas ibu-ibu hebat *yang semuanya juga sama songongnya hihihi peace :p

Rata-rata sarannya gelontor ASI sebanyak mungkin, monitor temperatur dan lakukan skin to skin contact sebanyak mungkin (yes saya paham, sepertinya mirip konsep perpindahan panas termodinamika yang pernah saya pelajari saat kuliah). Jika bayi sangat rewel atau justru sangat lemas, segera ke UGD. Oke siap maaaak!

Begitulah sepanjang malam Aira saya menghibur diri dengan menyanyikan tak gendong kemana-mana … tak gendong kemana-manaSaya menggendong Aira dengan metode kangguru, kami sama-sama topl*ss (sengaja dikasi tanda bintang biar nggak masuk kategori blog vulg*r hehe) biar bisa skin to skin contact sebanyak mungkin. Nggak kedinginan? Kamarnya nggak pake AC lah, dan gendongan yang saya pakai juga gendongan yang puanjang sekian kali bebet-bebet, dijamin anget.

Saat saya lelah, saya letakkan Aira diatas dada seperti posisi IMD, masih tetep topl*ss ya … kemudian dikekepin selimut. Bundanya kemringet, Airanya berangsur turun temperatur badannya (cek pake termometer tiap jam). Menjelang pagi temperatur (rrr…kami jarang pake istilah suhu, kebiasaan nyebut temperature) Aira turun sekitar 37 degC (artinya sudah normal kan sodara-sodara, yeiii saya lolos ujian pertama sebagai ibu)

2. Pilek

Demam reda muncullah ingus. Huhuhu Aira pilek, bener-bener tertular virus common cold Ayah Bundanya nih, maaf ya nak. Setelah beberapa hari melihat Aira tersiksa karena pilek, akhirnya saya bawa juga Aira ke dokter (sebenernya saya males ke dokter karena dokter anak pertama yang saya tau alias dokter anak saat Aira di NICU, tidak memenuhi kriteria dokter anak yang saya butuhkan).

Jadi kali inipun saya tidak membawa Aira ke dokter di rumah sakit Aira dilahirkan dan dirawat dulu, tapi ke rumah sakit dekat rumah, sekaligus dengan pertimbangan efisiensi jarak dan waktu. Ternyata justru di rumah sakit yang tidak terlalu besar ini saya dapet dokter anak yang oke banget. Awalnya bu dokter bingung anak baru umur sebulan, belum genap 2 kilo pula beratnya, udah kena pilek parah aja. Mau dikasi obat atau di-uap juga seberapa harus kasih dosis obatnya? Saya bawa penyedot ingus (yang saya nggak berani make’in nya, makanya bawa ke dokter), eh kok ternyata itu selang penyedotnya lebih besar dari diameter lubang hidung Aira, manalah bisa dipake? Jadilah saya pulang dengan tangan hampa namun sejuta makna. Menurut bu dokter, ASI itu udah obat dari segala macam obat-YES AGREE! Jadi tetap kasih ASI sebanyak mungkin, jemur pagi dan home treatment terapi uap.

Saya melakukan terapi uap tiap malam, caranya dengan pakai magic jar bekas, isi air, tetesin minyak telon/minyak kayu putih, nyalakan, dan uap-pun menyebar seisi kamar. Cara lain dengan menyiapkan baskom air hangat, tapi saya terlalu malas kalo harus bolak balik ganti air angetnya biar tetep kemebul uapnya, lagipula kebetulan dirumah ada magic jar ga kepake.

3. Rewel dan nafas grok-grok

Reda pileknya, masalah lain muncul – nafas grok grok. Ga tega denger suara grok-groknya, apalagi di malam hari. Kalo siang sih ga terlalu grok-grok.

Ternyata googling hal tersebut normal terjadi pada bayi baru lahir, karena kondisi saluran nafasnya yang sempit dan semakin menyempit kalo ada perubahan udara lebih dingin (makanya malam hari lebih grok-grok).

Saat imunisasi, sempet kami sampaikan issue ini ke dokter. Dan saran beliau, jika memang dirasa suara grok-groknya mengganggu bisa diberikan larutan garam (saya pakai breathy).

4. Rewel dan kolik

Sedikit reda rewel karena grok-grok, eh masih rewel juga yang kemungkinan karena kolik. Jadi kolik ini penyebabnya nggak jelas, tapi ciri-cirinya bayi nangis terus 3 jam sehari, 3 hari dalam seminggu. Yeaaahh…dan Aira nangis terus sepanjang malam, start pukul 8 malam sampai 12 malam, hampir setiap hari. Dicurigai kolik ini berhubungan dengan rasa tidak nyaman disekitar perut.

Kalo ada yang baca postingan saya terdahulu, sempat saya singgung jasa besar nakes bernama Bu Yunita. Nah dari bu Yunita ini ketauan kalo perut Aira kembung, ciri-cirinya bentuk perutnya meleber kekiri kanan. Penyebabnya bisa karena Aira menggunakan botol dot saat minum ASI, jadi ada udara kejebak masuk ke perutnya. Cara ngatasinnya, saya diajari pijat ILU (I Love U) – mungkin bisa googling atau youtube-ing ya gimana pijat ILU ini, saya susah njelasinnya tapi Insyallah masih bisa mraktekinnya.

Tapi beneran pijat ini bermanfaat banget. Seminggu kemudian hasilnya mulai terlihat, bentuk perut Aira mulai bagus ga beleber lagi, dan rewelnya semakin berkurang. Faktor lain mungkin juga karena saya sudah hentikan penggunaan botol dot, dan hanya memberi Aira ASI segar dari gentong bundanya (berkat ajaran dari bu Yunita juga ini, beliau dengan sabar mengajari saya memijat seluruh badan Aira – termasuk di dalamnya pijat ILU dan pijat stimulasi bayi prematur biar ga males nyusu atau males lain-lain, kemudian setelah itu memandikan Aira, setelah itu mengajari cara menggendong, cara menyusui, dan tips-tips praktis lain seputar merawat bayi, T.O.P lah)

TUMBUH KEMBANG

Oke setelah melewati beberapa case diatas, saya sudah boleh mengesahkan diri saya sebagai BUNDA yang baik kan ya? Toh terbukti saya bukan hanya engineer yang baik untuk peralatan instrumentasi macam transmitter atau control valve, sekaligus saya adalah dokter terbaik untuk anak saya. Catet: hanya untuk anak saya sendiri – bukan anak orang lain. Hahaha … gimana bisa jadi dokter untuk anak orang lain wong menggendong bayi lain yang ukurannya normal 3-4 kg aja tangan saya masih kaku kebolak balik. Kalo gendong anak sendiri yang cuma sebotol aqua sih hayo-hayo aja (padahal orang lain ga ada yang berani gendong Aira saking kecilnya)

Fokus saya yang lain selain masalah kesehatan Aira adalah tumbuh kembangnya. Dengan label bayi prematur, Aira mendapat excuse apabila tumbuh kembangnya sedikit terlambat dibanding bayi normal lain, dengan patokan umur yang dipake adalah due date dan bukan birth date (istilahnya usia koreksi). Contohnya jika bayi lain umumnya tengkurap sendiri di usia 3 bulan, Aira masih dianggap normal jika baru bisa tengkurap di umur 3 bulan + 6 minggu alias 4.5 bulan (itungan 6 minggunya dari 40W-34W).

Meskipun begitu, saya tetap menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) sesuai umur Aira sebenarnya dan bukan usia koreksi. Nilai KPSP Aira sempat ketinggalan saat mengisi KPSP 3 dan 6 bulan (nilainya sekitar 7-8 dari 10). Dan saya dengan semangat 45 memberikan stimulasi untuk membantu dia mendapat nilai 10.

Setelah usia 6 bulan, saya merasa Aira punya progress catch-up yang luar biasa. Nilai KPSP 6, 9, 12, 15, 18 bulannya selalu bulat sepuluh. Kadang-kadang saya malah dicap over stimulasi karena kemampuan Aira yang lebih cepat dibanding anak lain seusianya – yang lahir cukup bulan, hehe…

Beberapa contoh yang saya ingat untuk tumbuh kembang Aira seperti berikut (saya nggak punya catetan khusus, jadi nggak terlalu inget detil bulan demi bulannya).

Tengkurap sendiri (satu arah) : 4 bulan

2012-09-16 11.19.59-1

Aira – 4 bulan
Belajar tengkurap

Tengkurep bolak balik : 5 bulan

Duduk : lupa pastinya bisa duduk sendiri umur berapa bulan, tapi saya mulai mendudukkan Aira di bumbo seat saat ia 6 bulan dan mulai MPASI – sekaligus membiasakan kalo makan itu ya sambil duduk

Latihan berdiri dan merangkak : Ini juga lupa mulai umur berapa pastinya. Yang saya ingat diusia 8 bulan Aira sudah ‘merangkak’ keliling rumah. Merangkak sengaja saya beri tanda kutip karena posisi merangkak Aira tidak sempurna, satu kakinya susah diangkat dan penampakannya lebih mirip ngesot daripada merangkak. Beberapa kali saya coba membetulkan posisi merangkaknya, namun bukannya makin benar malah bikin dia malas ‘merangkak’. Ujung-ujungnya Aira lebih senang berdiri sambil lompat-lompat dibanding ‘merangkak’.

Berjalan : Bisa jalan sendiri maksimal 3 langkah itu diusia 12 bulan. Bisa jalan sendiri dengan lancar 13 bulan.

Bubling dan kemampuan berbicara : Mulai bubbling dan ngoceh tanpa arti 8 bulan. Umur 12 bulan mulai bisa ngomong dengan jelas, makin lama makin cerewet sampai sekarang (19 bulan) bikin pusyiiing yang dengerin omongannya, semua hal diceritain, semua hal dikomentarin, semua hal ditiruin, hehehe … soooo proud of u girl *muahh

Oh ya hal lain yang mungkin berkaitan dengan tumbuh kembang Aira, sebelum umur 6 bulan, saya pernah 2x membawa Aira ke klinik tumbuh kembang, sekedar memastikan tumbuh kembangnya normal dan saya tidak kecolongan.

Umur 5 bulan saya pernah bawa Aira baby spa (massage dan berenang). Sepulangnya baby spa Aira yang sebelumnya hanya bisa tengkurep satu arah jadi bisa tengkurep bolak-balik *entah ada hubungannya atau enggak, barangkali ada yang pengen nyoba aja

Umur 6 dan 9 bulan saya bawa Aira ke baby gym (massage dan gym). Saat umur 6 bulan Aira diajari cara bangun dari tidur lalu duduk sendiri dan bagaimana cara stimulasinya. Saat umur 9 bulan Aira diajari cara merangkak yang benar.

Jadi tampaknya benar juga ya yang bilang saya over stimulasi, nah itu saya bawa anak saya jalan-jalan kemana aja hehehe…

KONDISI FISIK

Penambahan berat badan Aira juga jadi fokus saya dan merupakan tantangan sendiri (karena saya berusaha keras membuktikan bahwa ASI saja pun cukup untuk bayi prematur saya). Dari start berat 1440 gram, tiap bulan berat Aira bertambah sekitar 1000 gram. Dan di usia 6 bulan, beratnya sudah 6.2 kg – ASI saja, yeiii …yeiii …. Tampilan fisiknya saat itu sudah tak tampak seperti bayi BBLR lagi. meskipun masih terlihat kecil sih.

Dokter kemudian menargetkan BB nya minimal 7 kilo saat setahun (kalo bayi bukan prematur akan ditarget sekitar 8 kilo atau 3x berat lahir). Saya pikir ini akan jadi hal yang mudah mengingat Aira hanya kurang tak sampe sekilo untuk jangka waktu yang masih 6 bulan lagi, jadi saya menaikkan target Aira sesuai bayi normal saja yaitu 8 kilo.

Aira - 8 bulan

Aira – 8 bulan
Makan yang lahap ya, nak

Nyatanya susah juga ya buk-ibuk, menaikkan BB saat sudah diatas 6 bulan. Biarpun makannya banyak tetep saja tingkahnya mulai banyak juga, impas deh. Tapi alhamdulillah Aira pas banget, umur setahun beratnya 8 kilo kurang sekian gram. Kalo sekarang 19 bulan beratnya hampir 10 kilo *kurang sekian gram juga sih hehehe …

Sebagian orang mengatakan tampilan Aira tetap saja ‘kurus’, tapi saya cuek aja lah. Sebodo apa orang mau bilang, yang jelas patokan saya adalah growth chart WHO. Dan berhubung hasil plotnya ga ada masalah jadi ya sudah, salam aja ke bocah ndut impian semua ibu. Saya sudah bahagia melihat anak saya sehat, aktif, dan lincah.

TUMBUH GIGI

Tumbuh gigi sifatnya individual dan tidak termasuk ke dalam cakupan tumbuh kembang anak. Jadi saya nggak ada masalah biarpun gigi pertama (dan kedua – karena nongol langsung 2) baru nongol sedikit saat umur 11.5 bulan (yeaahh … Aira sering dibandingin dengan anak lain yang umur 6 bulan sudah punya gigi, heran deh emak emak itu kompetitif banget yak, semua-muanya dibandingin).

Aira - 15 bulan

Aira – 15 bulan
Dah punya banyak gigi loh

Meskipun giginya belum ada, tapi saya tetep ngasi tekstur MPASI sesuai usia, bukan sesuai jumlah gigi. Misalnya di umur 6m puree lembut, 8m bubur saring, 10m nasi lembek, 12m+ nasi biasa (tekstur bisa naik turun setiap saat tergantung mood makan dia).

***

Jadi demikianlah … Nyatanya merawat bayi prematur nggak susah-susah banget kan? Semua yang saya tulis di postingan bagian 1 atau 2 murni sebagai sharing saja. Tidak ada maksud ikut-ikutan jadi emak-emak kompetitif *cukuplah saya dianggap emak songong, jangan kau tambahi label lain lagi hehehe. Karena bagaimanapun tumbuh kembang setiap anak pasti berbeda, bahkan anak kembar sekalipun. Dan setiap ibu, bunda, mama dan apapun panggilan mulianya – pasti punya cerita yang berbeda dalam merawat anak-anaknya.

Perjuangan saya merawat dan membesarkan Aira juga tentunya masih sangat panjaaaaaaang. Kenapa saya tuliskan sekarang? Yaaa kalo kelamaan bisa jadi saya keburu lupa, padahal siapa tau sharing ini akan bermanfaat bagi orang lain.

Salam sayang ya, Bunda 🙂

Aira - 19 bulan Yuk kita metik stobeli

Aira – 19 bulan
Yuk kita metik stobeli

27 thoughts on “[Sharing] Merawat Bayi Prematur – Bagian 2 (saat di rumah)

  1. rita says:

    Thank y buat share nya, kebetulan saya baru melahirkan malaikat kecil saya prematur 7 bulan 1 minggu berat badan 2,1 gram panjang 41 cm

  2. Aan suswanti says:

    Makasih banget infonya, sangat berarti banget. Sekarang saya juga ngelahirin prematur. Info ini membantu saya untuk tetap semangat merawat my baby.

  3. veronica says:

    Mbak, kl boleh minta no tlpn bu yunita donk. Saat Aira umur 3 bulan, beratnya sdh berapa kilo? Dan apakah Aira menyusu langsung atau asi perah? Trimakasih

  4. Ayk says:

    Mbak veronica, saat 3 bulan berat Aira 3 kilo lebih (maaf lupa, lagi nggak pegang buku kesehatan Aira). Aira menyusu langsung kalo pas bundanya di rumah, saat bundanya kerja Aira minum asi perah.
    Nomer telp bu Yunita saya berikan via email aja ya, yuk silakan email saya di ayk.bundawannabe@gmail.com

  5. thary devi says:

    Trims ya atas masukan nya,kebetulan baby ku msh di nicu udh hri ke 8..dia lahir 1,7kg paru2 blm sempurna..n akhir nya bb nya turun jdi 1,3kg,tpi sya tetep optimis klw bayi sya psti sehat nanti nya

    • Ayk says:

      Mom thary devi, yup bener tetep optimis mom … si baby pasti sehat kok. Oh ya kayaknya hampir semua bayi (bayi cukup bulan pun) BB nya akan turun sesaat dari berat lahirnya. Aira dulu juga sempet turun sampe 1.1kg. Semangat ya mom …

  6. Maya says:

    Saya jg ngelahiri prematur bun,awalnya sedih dan putus asa tp stelah mmbaca semua pengalaman bunda aira,saya jd semangat lg.oya bun krn si baby msh dirawat di NICU,gmn ya agar asi kita tdk mengering?

  7. Mencegah Keriput says:

    I am now not positive where you’re getting your information, but great topic.

    I needs to spend some time finding out much more or working out more.
    Thank you for excellent information I used to be in search of this information for my mission.

  8. Reinhard P P Lumbantobing says:

    Salam kenal bunda Aira… saya melati. Saya ingin tau banyak soal merawat bayi seperti bunda aira. Sya jga baru melahirkan sminggu yg lalu. Bayi mungil, cantik, dgn BB 2,1. Bunda, bolehkah saya minta no hp bunda atau PIN BB bunda untuk lebih melancarkan komunikasi??? Terimakasih sblmnya bunda.. Maaf kalw saya comment pke akun suami. 🙂

  9. anggie says:

    Makasih ya bunda..sharingnya berguna bgt buat ibu2 baru yg juga punya bayi premature. .kebetulan bayi saya juga premature. .

  10. meri says:

    Mama Aira, klo boleh tahu, mama g kerja lg ya setelah nglahirin aira. Sy bru sj melahirkan bayi prematur 4 agt lalu, usia kandungan 33 minggu, berat lahirnya 1,7 sempet 2 minggu di NICU pas dibawa pulang beratnya 1,5, hampir 1 blan setelahnya beratnya hanya naik 520 gram. Minta tipsnya secara detil dong ma, spya BBny bs naik 1kg/bln?

    • Ayk says:

      Halo Mama Meri, masih kerja kok setelah ada Aira, tapi saya extend cuti melahirkan sampe hampir 5 bulan.
      Buat naikin BB nya kasih ASI…ASI…ASI yang banyak Mom. Aira nemplok di saya (errr…di PD tentunya) itu hampir 24 jam tiap hari, sampe sampe bisa BAK aja sudah me time luar biasa buat saya, waktu itu 🙂
      Semangat mom…pasti bisa juga kok, jangan setres dan enjoy motherhood ya *kiss kiss buat baby nya

  11. meri says:

    Bunda, maaf sy nanya lg, itu maksudnya bunda terapi Kangaroo Mother Care ya? Sampe usia Aira brp bulan bun? Soalnya skr kan putri sy sdh hpr 2 bln, sjak hampir 3 minggu yg lalu, klo digendong kangaroo dia kaya nolak2 gitu, itupun hanya malam hari, krn suami dan mamaku g setuju klo sy 24 jam gendong kangaroo, takut sy kecapean. Jdnya skr uda nggak? Trus kapan Aira mandi air? Dan knapa ya sampe skr dia blm bs menatap mata sy. Aira dulu gmn bun? Trims sebelumny y ats sharing n attentionnya

    • Ayk says:

      Bunda Meri kayaknya boleh coba contact saya ke Line: aykayk15 atau pin BB 75D28FAF biar bisa respon lebih cepat.

      Btw gendongnya senyaman nya ibu dan bayi aja, saya sendiri kadang gendong kangaroo, atau gendong tidur spt newborn biasa gitu. Sambil tidur juga tetep kontak fisik, bisa Aira tidur diatas dada saya, atau kita sama sama tidur miring sambil pelukan, senyaman nya aja.
      Trus sejak baru lahir juga Aira sudah mandi pake air anget bun, waktu di NICU kan dia tiap hari sudah dimandiin pake air anget. Kalo mandi pake air dingin seingat saya diatas 6 bulan baru saya cobain, pas dia udh bisa duduk.

  12. Hanny Hardianty says:

    Makasih sharingnya bun…saya melahirkan bayi prematur bulan lalu di usia 32w dgn BB 1,4kg. dirawat di NICU selama 42hari. sekarang usianya baru 52hari (baru 10 hari di rumah). ketika dibawa pulang BBnya 2,1kg. senin lalu (20-10-2014) saya kontrol ke dokter ternyata beratnya turun. selama di rumah sakit si kecil diberi ASI dan sufor karena ASIP sedikit. padahal saya rutin makan makanan penyubur ASI juga jamu. mungkin setelah disedot langsung ASI saya melimpah, saya pikir begitu. seminggu di rumah saya rutin memberikan ASI, kadang dikasih sufor dikit kalo si kecil masih lapar. si kecil saya tetein langsung. si kecil sering nangis kenceng sampe suaranya parau. biar diem saya susui setelahnya. kata dsa itu yang bikin BBnya turun, bayi saya kecapean. saya disuruh merah ASI biar tau takarannya lalu diberikan pake pipet. karena sejak di RS dicoba pake dot, terus pas di rumah sempat nete langsung jadinya ia ga mau dikasih susu dari pipet. terus ketika diperah, hasilnya sedikit. dari satu payudara paling banyak 50cc. pernah sekali saya praktik metode kanguru di rumah, tapi si kecil seperti kurang nyaman. minta tipsnya dong bun gimana caranya biar ASI saya banyak jadi ga dibantu sufor lagi, trs biar si kecil BBnya cpt naik.

  13. Hanny Hardianty says:

    Makasih sharingnya bun…saya melahirkan bayi prematur bulan lalu di usia 32w dgn BB 1,4kg. dirawat di NICU selama 42hari. sekarang usianya baru 52hari (baru 10 hari di rumah). ketika dibawa pulang BBnya 2,1kg. senin lalu (20-10-2014) saya kontrol ke dokter ternyata beratnya turun. selama di rumah sakit si kecil diberi ASI dan sufor karena ASIP sedikit. padahal saya rutin makan makanan penyubur ASI juga jamu. mungkin setelah disedot langsung ASI saya melimpah, saya pikir begitu. seminggu di rumah saya rutin memberikan ASI, kadang dikasih sufor dikit kalo si kecil masih lapar. si kecil saya tetein langsung. si kecil sering nangis kenceng sampe suaranya parau. biar diem saya susui setelahnya. kata dsa itu yang bikin BBnya turun, bayi saya kecapean. saya disuruh merah ASI biar tau takarannya lalu diberikan pake pipet. karena sejak di RS dicoba pake dot, terus pas di rumah sempat nete langsung jadinya ia ga mau dikasih susu dari pipet. terpaksalah pake dot. terus ketika diperah, hasilnya sedikit. dari satu payudara paling banyak 50cc. kalau digabung, sehari ASIP saya 130-140 cc 1,5bln ini, sedangkan kemarin (mulai memerah lagi) sekitar 160 cc lebih. sementara kebutuhan si kecil 400-440 cc per hari (kata dsa) pernah sekali saya praktik metode kanguru di rumah, tapi si kecil seperti kurang nyaman. minta tipsnya dong bun gimana caranya biar ASI saya banyak jadi ga dibantu sufor lagi, trs biar si kecil BBnya cpt naik.

    • Ayk says:

      Halo Bunda Hanny,
      Sebenarnya prinsip kerja ASI simple sih mbak, makin sering dikeluarkan (diminum bayi langsung/diperah/dipompa) maka akan makin banyak pula produksi ASI.
      Bunda Hanny sudah masuk kerja kah? Kalo masih cuti, nggak usah pikirin angka harus minum sekian mili sekian mili, susuin aja terus semau bayi, atau tiap 2 jam “paksa” menyusu dengan nyodorin PD ke dekat mulut bayi sampe bayi mau menghisap.Oh ya satu lagi pastikan pelekatan bayi sudah benar ya bun, biar ngisep nya optimal.

      Capek memompa tapi hasilnya segitu-segitu aja? YESS kalo gitu STOP mompa biar ga capek hati #asal teteup ke aturan nomer satu tadi ya, susui semau bayi.
      Hati yang riang termasuk kunci makin banyak ASI yang bisa dikeluarkan.

      Butuh support? Yes, please contact me, BB pin 75D28FAF atau line ID aykayk15.
      Oh ya saya dulu agak ekstrim, berhubung kami keukeh ASI ASI ASI, jadi jika dsa nggak terlalu support keinginan saya, saya coret dia dan ganti dsa lain, wong kita bayar kok hehehe …

      Semangaaaaat bunda 🙂

  14. Hanny Hardianty says:

    Senin kemarin ke dsa disaranin minum obat penyubur ASI, jadilah saya beli. emang salah saya dari awal, jarang mompa gara2 RS minta ASI segar sementara jarak RS-rumah lumayan jauh. itu pembenaran mungkin ya, hehe…sejak disuruh mompa lagi, sehari saya mompa 4 kali karena sambil ngurus si kecil.

    Dulu sempet saya terapkan aturan itu bun, susui semau bayi. tapi jadinya suka nangis kejer. mungkin karena ASInya kurang. kata DSAnya, bayi saya cape, ASInya habis jadi tenaga buat nyedot, bukan buat tumbuh, makanya saya disaranin mompa biar ketauan. karena kurang, jadilah dibantu sufor lagi. Apalagi sekarang2 ini si kecil doyan banget mimi.

    Tapi kemarin saya coba netein langsung, si dede mau mimi. Sempet khawatir kalau2 dia bingung puting. Tapi alhamdulillah engga, soalnya dotnya menyerupai puting (katanya). tadi malam dicobain lagi tapi miminya dikit, gegara hidungnya tersumbat. jadi saya pompa lagi. kalau udah ga pilek insyaAllah saya teplokin langsung di PD.

    sementara ini BB sama line ga diaktifin coz belum beli paket. tapi insyaAllah nanti saya save bun. makasih banyak ya bun 🙂
    Semangaaaaat!!!

  15. Minayanti says:

    Bun q invite kok belum diterima…q maw tanya2 msalah perawatan ank prematur karena ank prematur lhr 29 mnggu skrng msh di nicu…

Leave a reply to Minayanti Cancel reply